Desain artistik Rumoh Aceh, tahan segala bencana

Diposting oleh Noordianto Catur | | Posted On Rabu, 31 Desember 2014 at 22.20



Merdeka.com - Komplek Museum Rumoh Aceh (Rumah Tradisional Aceh) menjadi tujuan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Keunikan Rumoh Aceh telah membuat decak kagum siapapun yang melihatnya.
Secara artistik tidak hanya indah bentuk dan ukirannya, tetapi juga konstruksinya serba alami. Bangunan Rumoh Aceh juga menjadi manifestasi keyakinan masyarakat Aceh yang mampu beradaptasi dengan situasi alam dan juga status sosial saat itu.
Rumoh Aceh tidak hanya menjadi tempat hunian. Akan tetapi juga menjadi simbol untuk mengekspresikan keyakinan kepada Tuhan.
Leluhur orang Aceh membangun rumah ini tidak bim salabim, namun telah melalui berbagai proses rumit karena harus berhadapan dengan seleksi alam tropis di sana. Proses rumit itu menghasilkan Rumoh Aceh itu, yang dibangun efektif menyesuaikan kondisi alam, misalnya tanpa menggunakan paku dan hanya mengikat antar sendi dengan membuat pasak lebih dulu.
Adaptasi terhadap lingkungan bisa dilihat dari konstruksi bangunan rumah berbentuk panggung. Mengingat Aceh berada di kawasan hutan tropis, setiap saat bencana bisa datang, maupun untuk menghindari dari binatang buas kala itu. Termasuk semua bahan material yang digunakan, semua berasal dari alam tropis yang disediakan Aceh.
Longok saja Rumoh Aceh yang berada di Jalan S.A Mahmudsyah Nomor 12 Peuniti, Banda Aceh, misalnya. Tak seberapa jauh dari Pendopo Gubernur Aceh, tepatnya bersebelahan dengan makam Sultan Iskandar Muda menjadi daya tarik sendiri wisatawan lokal maupun mancanegara.
Rumah adat tradisional Aceh ini memiliki 24 tiang dari pohon kayu yang masih bulat setinggi 3 meter yang sudah dijadikan Museum. Bila Anda berjalan di bawahnya, kita tidak harus menunduk, termasuk orang dewasa dan bahkan ukuran tinggi orang Eropa dengan bebas bisa melintasinya.
Rumoh Aceh juga memiliki ruang yang memiliki berbagai macam filosofi dan fungsi. Misalnya yang biasa disebut yup moh (Bawah Rumah) merupakan tempat bermain anak-anak dan sejumlah fungsi lainnya seperti tempat menyimpan padi (Kroeng) paska panen.
Dani Daud, seorang ahli desainer yang pernah mendesain jembatan panjang di Bali mengatakan dia harus mengelus dada melihat generasi muda sekarang sudah banyak melupakan makna filosofi Rumoh Aceh. Mirisnya, generasi muda sekarang sudah mulai meninggalkan budaya membangun bangunan yang memiliki corak Rumoh Aceh. Padahal secara kontruksi, Rumoh Aceh itu aman terhadap berbagai bencana, baik gempa, banjir maupun aman dari serangan binatang buas kala itu.
"Saya miris sekarang, banyak generasi muda saat ini sudah melupakan bangunan kontruksi Rumoh Aceh, padahal ada banyak filosofi seperti rumah yang tahan terhadap gempa," ungkap Dani Daud pekan lalu.
Selain itu, Dani menjelaskan Rumoh Aceh beratapkan rumbia dan terbuat dari kayu pilihan yang bisa bertahan ratusan tahun. Atapnya rumbia, tentu ramah terhadap efek buruk rumah kaca. Kemudian dengan atap daun rumbia membuat suasana dalam rumah adem dan nyaman untuk ditempati.
Kontruksi Rumoh Aceh juga memiliki sirkulasi udara yang baik, demikian juga pencahayaan yang mudah masuk dalam rumah. Karena Rumoh Aceh memiliki banyak celah dan jendela. Sehingga udara dan cahaya lebih mudah masuk ke seluruh ruangan dari sela-sela atap, dinding dan juga lantai yang terbuat dari papan.
Uniknya lagi, kontruksi bangunan Rumoh Aceh itu tidak satupun menggunakan paku atau jenis material bangunan di era modern saat ini. Struktur bangunan semua terbuat dari alam.
Dani Daud menyebutkan, struktur utama kontruksi bangunan Rumoh Aceh yang elastis, karena antara tiang dan lantai itu diikat dengan pasak (bajoe) tanpa menggunakan paku, serta membentuk rigid (kotak tiga dimensional yang utuh).
Karena elastis dan saling mengunci itu, struktur bangunan ini kokoh dan tahan getaran dan goyangan. Karena hubungan antara struktur utama dengan lainnya saling mengunci, sehingga bila terjadi goyangan seperti gempa, struktur bangunan ini bisa mengikuti arah gerakan tersebut, sehingga tidak terjadi kerusakan.
"Kontruksi seperti Rumoh Aceh itu elastis, karena memang tidak menggunakan paku, sendi-sendinya dipasak," kata Dani Daud.
Ada tiga komponen Rumoh Aceh yang membuat kokoh dan tahan terhadap getaran dan goyongan. Tiga komponen itu ada pada pondasi pusat beban bangunan yang besar. Kemudian tiang dan balok sebagai tumpuan semua kontruksi, baik beban yang disalurkan dari atap samping. Baru kemudian komponen lainnya adalah rangka atap yang menjadi penyangga dari atas.
Karena keelastisannya itulah menyebabkan struktur bangunan Rumoh Aceh tahan terhadap gempa dan tidak mudah patah. Kalau pun terjadi gempa, hanya terombang-ambing baik ke kiri maupun ke kanan. Lalu setelah goyangan berhenti, bangunan dan kontruksi Rumoh Aceh akan kembali normal.
Kalau pun bangunan terlikuifaksi (terangkat ke atas), kontruksi bangunan itu juga bisa terangkat dan kemudian kembali jatuh di tempat semula. Kalau pun terjadi pergeseran, hanya bergeser beberapa centimeter dari tempat semula.
"Saya heran juga pemerintah sekarang tidak melestarikan kontruksi bangunan seperti itu, padahal Aceh rawan gempa, jadi sangat cocok mengikuti kontruksi seperti itu," ujarnya.
Kemudian untuk mengikat antar kontruksi bangunan, Rumoh Aceh menggunakan semua bahan dari alam. Seperti pengikat antar sendi atau sudut kontruksi dan juga lainnya diikat dengan menggunakan tali terbuat dari tali ijuk. Tali ijuk ini dibuat dari serabut batang nira yang kemudian diolah secara tradisional.
Lalu kontruksi atap Rumoh Aceh menggunakan bahan baku kayu dari alam tropis, termasuk atap terbuat dari daun rumbia yang telah dirajut serupa dengan seng. Daun rumbia itulah kemudian dijadikan atap untuk menghalau panas dan melindungi dari curahan hujan.
Kemiringan atap Rumoh Aceh mencapai 70 derajat diikat menggunakan tali ijuk. Baik untuk mengikat ring balok untuk tumpuan atap rumbia, maupun untuk mengikat atap daun rumbia agar tidak mudah terlepas diterpa angin.
Bahkan menurut Dani Daud, atap Rumoh Aceh memiliki keunikan lainnya. Biasanya kontruksi bangunan modern saat ini kaku, kalau mau dilepas harus dibongkar satu per satu. Namun berbeda dengan kontruksi atap Rumoh Aceh memiliki simpul utama.
Simpul utama itu berada di dekat balok memanjang (bara linteung), bila sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran. Pemilik rumah langsung bisa melepaskan simpul utama itu dan kemudian atap Rumoh Aceh yang terbuat dari daun rumbia yang mudah terbakar terlepas dan jatuh langsung ke bawah, sehingga tidak menjalar kebakaran ke elemen rumah lainnya.
"Jadi kalau kebakaran yang duluan terbakar besar kan atap, karena terbuat dari daun rumbia, jadi inilah keunikannya, atap itu bisa dilepas pada simpul tertentu dan atap bisa lepas," terang Daud.
Kelebihan yang dimiliki Rumoh Aceh yang memiliki mitigasi bencana terlihat dari kontruksi tidak memiliki bangunan apapun di bawah. Seperti layaknya Escape Building, tempat penyelamat tsunami.
Lantai dasar gedung itu tanpa ada dinding dan bila terjadi tsunami, air bebas bergerak tanpa penghalang. Demikian juga dengan Rumoh Aceh, bagian bawah tanpa ada bangunan apapun, bila terjadi banjir, perabotan rumah dan warga tidak perlu mengungsi dari rumah. Cukup berada di dalam rumah dan banjir berlalu tanpa ada benturan dengan rumah.
"Rumoh Aceh itu juga sudah dipikirkan aman terhadap banjir, Aceh daerah hutan tropis sering banjir, Rumoh Aceh solusinya, ini memang sudah jauh hari dipikirkan oleh nenek moyang kita," tukasnya.

Analisis Terhadap : Studi Kasus Mengenai Telematika(3 contoh)

Diposting oleh Noordianto Catur | | Posted On at 22.10

Internet Indonesia Paling Aman Ke-13 Dunia


KOMPAS.com - Indonesia berada di peringkat ke-13 dalam daftar indeks keamanancyber global. Daftar yang dirilis International Telecommunication Union (ITU) dan ABI Research tersebut meliputi 193 negara di dunia. "Dari sekitar 193 negara yang di ukur tingkat keamanan cyber-nya oleh badan telekomunikasi dunia atau ITU, Indonesia menempati peringkat ke-13," kata Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) Rudi Lumanto di Jakarta, Kamis (11/12/2014). Ia mengatakan wakil Asia yang masuk dalam peringkat lima terbaik dunia hanya Malaysia, yang menduduki peringkat ketiga bersama Australia atau hanya satu peringkat di bawah Amerika dan Kanada.
Malaysia bahkan sanggup mengalahkan Jepang dan Korea dalam penilaian ini. "Ada lima komponen utama yang dinilai dalam indeks ini yaitu ukuran legal, ukuran teknis, ukuran kelembagaan, peningkatan kapasitas, dan kerja sama," katanya. Ia menjelaskan, penilaian legal meliputi kelengkapan regulasi terkait kejahatan cyber dan ukuran teknis antara lain dilihat dari ada tidaknya organisasi semacam CERT/CIRT/CSIRT beserta standar dan penerapannya.
Rudi melanjutkan, ukuran kelembagaan dilihat dari kebijakan terkait kelembagaan, peta jalan pengelolaan, badan atau lembaga yang bertanggung jawab dan tolok ukur nasional sementara peningkatan kapasitas dilihat dari ada tidaknya pengembangan standar, sumber daya manusia terampil, sertifikasi profesional, dan sertifikasi kelembagaan. Sementara ukuran kerja sama dinilai dari ada tidaknya kerja sama dalam negeri, kerja sama antar-lembaga, kerja sama swasta dan pemerintah serta kerja sama internasional. Di Indonesia, ID-SIRTII juga merilis laporan tahunan keamanan cyber dalam acara National Security Day di Bandung pada November 2014.
"Sejumlah ruang lingkup itu seperti jumlah serangan cyber dan karakteristiknya di Indonesia, kegiatan pembangunan CERT, kegiatan peningkatan kapasitas dan kegiatan kerja sama, yang semua ini hanya masuk dan berkontribusi pada tiga ukuran Global Cyber Security Index," katanya. Menurut laporan tahunan ID-SIRTII tersebut, Indonesia yang mendapat serangan cyberlebih dari 42 juta sepanjang 2014 dan berisiko besar terkena dampak keamanan cyber yang lemah.

Analisis : Walaupun hanya di urutan ke-13 setidaknya kita tidak berada diperingkat ratusan, namun dengan adanya review ini kita dapat meningkatkan keamanan jaringan computer yang lebih baik. Sehingga dapat mengurangi serangan cyber yang menyampai 42 juta serangan sepanjang tahun ini. Di harapkan Indonesia akan menjadi lebih baik lagi dalam keamanan terhadap cyber.


Ilmuwan Israel temukan cara meretas komputer tanpa harus online!


Merdeka.com - Ilmuwan Israel ternyata tidak hanya aktif dalam urusan pengembangan persenjataan militer saja. Baru-baru ini mereka berhasil menemukan cara baru untuk meretas sebuah komputer tanpa perlu koneksi dunia maya.

Hampir semua aksi hacking atau peretasan dilakukan dengan media internet, namun sepertinya ilmuwan Israel berhasil menghilangkan pembatas itu menggunakan metode yang disebut 'Airhopper'.
Teknik hacking Airhopper sendiri memungkinkan seorang hacker untuk menyerang sebuah komputer atau mencuri data di dalamnya hanya menggunakan gelombang radio. Caranya pun diklaim cukup sederhana di mana mereka hanya memerlukan sebuah smartphone yang bisa dipakai untuk radio alias mampu menangkap sinyal gelombang berfrekuensi FM.

Ini tentunya menjadi berita buruk bagi individu, perusahaan, hingga pemerintah yang sering menyimpan data penting mereka di sebuah komputer yang sengaja tidak diberi akses online atau konektivitas jaringan lokal (LAN) agar tidak tersentuh oleh hacker. Cara pengamanan data seperti ini kerap disebut 'air-gap'. Nah, para hacker dari Universitas Ben-Gurion Israel nyatanya mampu menggunakan smartphone Samsung Galaxy S4 untuk mencuri data sebuah komputer dengan syarat si hacker sudah lebih dulu mampu menaklukkan firewall atau sistem keamanan dari si komputer target. Nantinya, Galaxy S4 digunakan sebagai penerima sinyal radio dari komputer target. 

Langkah-langkahnya pun sederhana, si hacker hanya perlu meninggalkan Galaxy S4 tersebut pada jarak tertentu dengan komputer target. Kemudian si hacker tinggal mengirimkan virus pada smartphone tersebut untuk memungkinkannya untuk mencuri data dari komputer target lewat sinyal radio yang dipancarkan oleh kartu grafis (GPU) komputer tersebut.
"Modusnya adalah dengan masuk ke dalam sebuah pusat keamanan sebuah perusahaan dan meninggalkan smartphone di pintu masuk. Lalu, secara otomatis virus akan mengunduh data dari komputer ke smartphone tersebut," ujar Dudu Mimran, salah satu ilmuwan sekaligus hacker dari Universitas Ben-Gurion, Daily Mail (20/11).

Meski sampai saat ini ilmuwan belum menemukan cara untuk menghentikan metode hacking Airhopper, hacker sampai saat ini hanya bisa mencuri data dengan kecepatan pengunduhan yang relatif lambat, yakni hanya 60 byte tiap detiknya. Untuk mencapai kecepatan pencurian data tersebut, smartphone yang dijadikan perantara h tadi juga harus diletakkan pada jarak 1 hingga 7 meter dari komputer target.
Celakanya, saat proses pencurian data lewat Airhopper dilakukan, hampir pasti si pemilik komuter tidak akan menyadari bila perangkatnya sedang diretas. Sungguh berbahaya



Analisa terhadap kejahatan di atas, dari segi :

Teknologi :

Israel berhasil menghilangkan pembatas itu menggunakan metode yang disebut 'Airhopper'. Teknik hacking Airhopper sendiri memungkinkan seorang hacker untuk menyerang sebuah komputer atau mencuri data di dalamnya hanya menggunakan gelombang radio. Caranya pun diklaim cukup sederhana di mana mereka hanya memerlukan sebuah smartphone yang bisa dipakai untuk radio alias mampu menangkap sinyal gelombang berfrekuensi FM. Langkah-langkahnya pun sederhana, si hacker hanya perlu meninggalkan Galaxy S4 tersebut pada jarak tertentu dengan komputer target. Kemudian si hacker tinggal mengirimkan virus pada smartphone tersebut untuk memungkinkannya untuk mencuri data dari komputer target lewat sinyal radio yang dipancarkan oleh kartu grafis (GPU) komputer tersebut.

Kekurangan :

Meski bisa digunakan untuk mengirim data, AirHoper masih memiliki kekurangan karena menggunakan perangkat yang tidak terhubung dengan internet. Hal ini menyebabkan kecepatan transfer data sangat lemah. Metode ini hanya bisa mentransfer data 60bytes per detik dan hanya bisa dilakukan dalam jarak 1 meter sampai 7 meter

Pendapat :

Meskipun kelihatan sangat berbahaya, tapi hacker juga nggak semudah itu membobol sistem korban. Mereka harus membobolfirewall terlebih dahulu. Selain itu, untuk melakukan pencurian  data, transfer rate-nya hanya sekitar 60 byte per detik. Meskipun begitu, metode ini bakal bisa terus berkembang lebih dahsyat lagi. Para peneliti pun hingga kini masih belum bisa menghentikanAirhopper in 


4 Kasus Penyadapan Di Indonesia  

TEMPO.COJakarta - Aksi sadap-menyadap bukan hal baru di Indonesia. Bahkan berdasarkan data yang dikumpulkan, cukup banyak aksi penyadapan yang terungkap beberapa tahun terakhir dengan target tak hanya pejabat publik, tapi juga pengusaha dan warga Indonesia sendiri. Berikut ini beberapa contohnya:

1. Penyadapan Rumah Dinas Jokowi

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumulo mengungkapkan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sempat disadap. Adapun penyadapan berlangsung sejak tiga bulan lalu.

Jokowi mengakui penyadapan itu benar terjadi. Namun ia memilih untuk tidak terlalu memikirkannya karena merasa tak ada hal penting yang dibicarakannya di rumah. "Yang mau disadap dari saya apa, sih?"

2. Penyadapan Pemerintah Indonesia oleh Australia

Analis dari Agensi Keamanan Nasional Amerika Serikat alias NSA, Edward Snowden, pada Desember lalu mengungkapkan pemerintah Australia telah melakukan penyadapan terhadap pemerintahan Indonesia. Adapun penyadapan yang dilakukan pada 2009 itu berfokus pada lingkar Istana Kepresidenan Indonesia, termasuk keluarga presiden.

Snowden mengatakan aksi penyadapan itu merupakan bagian dari program kerja oritas nasional penyadapan Australia alias Australian Signals Directorate (ASD. Program itu diberi sandi "Stateroom" serta meliputi intersepsi radio, telekomunikasi, dan lalu lintas Internet.

3. Penyadapan oleh Operator Telepon

Pekan lalu, New York Times dan Canberra Times melaporkan adanya dugaan penyadapan 1,8 juta pelanggan Telkomsel dan Indosat oleh NSA dan badan intelijen Australia. Laporan ini, lagi-lagi, berasal dari mantan anggota NSA, Edward Snowden. Edward menyebutkan adanya spionase massal dan pengumpulan data dari dua operator tersebut.

4. Penyadapan KPK terhadap Kabareskrim Susno Duadji

Konfrontasi cicak (KPK) versus buaya (Polri) yang terjadi pada 2009 berawal dari penyadapan telepon genggam mantan Kepala Badan Reserese dan Kriminal Mabes Polri Susno Duadji oleh KPK. KPK menyadap telepon genggam Susno karena pria berbadan tambun itu terindikasi terlibat kasus penggelapan dana nasabah Bank Century. Susno, kala itu, diduga menerima uang Rp 10 miliar.


Analisa mengenai kasus di atas, dari segi :

Teknologi :

Ada sejumlah cara untuk memonitor percakapan telepon. Salah satu pihak dapat merekam percakapan, baik dengan bantuan alat rekam ataupun melalui komputer yang memiliki perangkat lunak perekam panggilan. Perekaman ini, baik yang dilakukan secara terbuka ataupun terselubung, dapat dimulai secara manual, secara otomatis dengan mendeteksi suara pada saluran telepon (VOX), atau secara otomatis setiap kali panggilan telepon diputus. ATIS (Audio Telecommunication International Systems), adalah sebuah generasi baru dari Instant Recall Recorders (IRC) dalam teknologi solid-state, yang dapat dikoneksikan ke dalam audio source berupa telepon atau handphone GSM/AMPS/CDMA dan akan merekam atau menyadap seluruh komunikasi suara dengan kapasitas aktif lebih dari 680 menit dan 1000 panggilan yang berbeda.

Pendapat :

Kita harus berhati hati dalam berkomunikasi, memang kita orang biasa saja, tapi bisa saja kita menjadi korban. Dalam kehidupan kita sehari-hari di zaman canggih ini kita terbiasa menggunakan teknologi komunikasi suara jarak jauh dengan telepon kabel maupun telepon genggam tanpa kabel. Dengan kecanggihan telepon saat ini, kita tidak hanya bisa berbicara secara rahasia dengan seseorang saja, namun bisa ngobrol ramai-ramai lebih dari dua telepon dengan secara konferensi.  Agar orang lain yang melakukan penyadapan tidak mengerti isi dari hal-hal yang dibicarakan, maka gunakanlah bahasa ciptaan anda sendiri yang sulit untuk diterjemahkan oleh orang yang tidak mengetahuinya. Bahasa yang unik yang hanya diketahui kelompok kita saja akan sangat mempersulit para pelaku penyadapan telepon untuk mencari apa yang mereka cari.